Senin, 23 Mei 2011

manajemen proyek konstrusi

APAKAH MANAJEMEN PROYEK ITU ?
manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganiasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula. Manajemen proyek sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas, inovasi, kecepatan dan perbaikan yang berkelanjutan.

Proyek konstruksi
adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya hanya dilakukan satu kali. Pada umumnya proyek konstruksi memiliki jangka waktu yang pendek. Didalam rangkaian kegiatan proyek kontstruksi tersebut, biasanya terdapat suatu proses yang berfungsi untuk mengolah sumber daya proyek sehingga dapat menjadi suatu hasil kegiatan yang menghasilkan sebuah bangunan. Adapun proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya akan melibatkan pihak-pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan terlibatnya banyak pihak dalam sebuah proyek konstruksi maka hal ini dapat menyebabkan potensi terjadinya konflik juga sangat besar sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa proyek konstruksi sebenarnya mengandung konflik yang cukup tinggi juga.

Peranan Manajemen Konstruksi
a. Agency Construction Manajement (ACM)
Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.


b. Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
c. Owner Construction Management (OCM)
Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan.
d. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI
1. Adanya Kebutuhan (Need)
Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan
dibangun berdasarkan kebutuhan (Need)
2. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek
bahwa proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan
3. Tahap Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi
proyek dan biaya yang diijinkan sehingga konsultan
perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik.
4. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design)
yang lebih mendetail sesuai dengan keinginan dari
pemilik. Seperti membuat Gambar rencana, spesifikasi,
rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan,
dan sebagainya.
5. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan
kontraktor yang akan mengerjakan proyek konstruksi
tersebut,.
6. Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan
yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah
dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan
biaya, waktu yang sudah disepakati, serta dengan mutu
yang telah disyaratkan.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan
7. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar
bangunan yang telah sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya

fungsi dari manajemen konstruksi
1.Sebagai Quality Control sehingga dapat menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan yang tidak pasti serta mengatasi kendala terjadinya keterbatasan waktu pelaksanaan
3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai. Hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan
5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang baik yang dapat digunakan untuk menganalisis performa dilapangan

TUJUAN DAN SASARAN MANAJEMEN PROYEK
• Dana yang dikeluarkan harus termanfaatkan se-efektif dan se-efisien mungkin.
• Setiap proyek harus dapat diselesaikan dengan waktu yang tidak boleh terlambat, mutu yang sesuai dan biaya yang semurah mungkin.
• Tingkat kebocoran anggaran harus se-minimal mungkin


Salah satu proyek konstruksi adalah Proyek Pengembangan Infrastruktur Stasiun KRL Jakarta.

Seperti dikutip manajemenproyek.net dari detikfinance bahwa saat ini pemerintah sedang mempersiapkan sebuah rencana untuk meningkatkan penggunaan (kapasitas terpasang) jaringan kereta listrik (KRL) yang saat ini sudah ada di Jakarta selama periode 2011-2014 atau pembangunan circle line.
Adapun tujuan dari proyek peninggkatan penggunaan jaringan KRL ini adalah untuk mengurangi terjadinya peninggkatan penggunaan transportasi pribadi dan mengurangi populasi kendaraan di jalan-jalan ibukota.
Pemerintah sangat berharap agar masyarakat bisa beralih menggunakan angkutan umum seperti kereta api listrik sehingga dapat mengurangi kemacetan di jalan raya. Hingga saat ini, volume populasi kendaraan di Ibukota tercatat hampir mencapai 10 juta kendaraan.

Saat ini, setidaknya terdapat beberapa rencana yang masih harus dikaji terkait rencana proyek peningkatan utilisasi jaringan KRL, yaitu:
* Pembangunan 5 stasiun KRL yang baru meliputi stasiun Mampang Baru, Roxy, Matraman, Tomang, dan Bandengan.
* Pembangunan 5 stasiun transit yang meliputi Manggarai, Tanah Abang, Duri, Jatinegara dan Kampung Bandan.
* Pembangunan 9 stasiun yang akan terinterkoneksi dengan 8 koridor Transjakarta seperti stasiun Sudirman, Jakarta Kota, Juanda, Gambir, Mampang, Matraman, Tomang, Tanjung Priok, dan Pasar Senen.
* Melengkapi 5 stasiun dengan taxi rank yang meliputi stasiun Jatinegara, Manggarai, Pasar Senen, Gambir, dan Juanda.
* Selain sarana untuk Jakarta, pemerintah juga sedang mempersiapkan pembangunan di stasiun-stasiun sekitar Jakarta agar dapat menjadi stasiun yang dilengkapi dengan park and ride, seperti Stasiun Bogor, Cilebut, Bojong Gede, Depok, Bekasi, Serpong, Sudimara, Pondok Ranji, Poris, dan Tangerang.

Adapun besarnya nilai investasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek pembangunan stasiun-stasiun tersebut diperkirakan mencapai Rp 36 Triliun. Pelaksanaan proyek pembangangunan jalur KRL ini juga memerlukan izin dari Kementrian Perhubungan. Jika sudah memperoleh izin, maka proyek ini dijadwalkan akan dimulai pada bulan Juni 2011.

Senin, 16 Mei 2011

SOAL 1 REMEDIAL AKUTANSI 2 ( 1EA07 )

Pengantar akutansi 2
Berikut adalah transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang UD. Usaha Bersama Selma bulan februari 2011
1 persediaan awal buln sebesar 15000 unit @ rp.10.000
3 pembelian barang dagangan 25000 unt @ RP.11.000
Penjualan 30.000 unit dengan harga jual @Rp.12.500
5 Penjualan 5000 unit dengan harga jual @Rp. 12.250
Pembelian barang dagangan 20.000 unit @ Rp. 11.500
6 Pembelian barang dagangan 30.000 unit @ Rp. 11.750
7 pembelian barang dagangan 15000 unit @ Rp. 11.500
8 penjualan 55000 unit dengan harga jual @ Rp. 13.500
11 penjualan 10.000 unit dengan harga jual @Rp. 13.750
13 pembelian barang dagangan 35000 unit @ Rp. 12000
Penjualan barang dagangan 35000 unit @ Rp. 15000
17 penjualan barang dagangan 3000 unit @ 14.750
Pembelian barang dagangan 25000 unit @12.000
23 pembelian barang dagangan 25000 unit @12.500
25 penjualan barang dagangan 45000 unit @ Rp. 17500
28 pembelian barang dagangan 55000 unit @ Rp. 12500
Penjualan barang dagangan 40000 unit @ Rp.18000
Pembelian barang dagangan 25000 unit @ Rp. 13000
Penjualan barang dagangan 10.000 unit @ Rp. 18000
Data yang berkaitan dengan transaksi trsbt:
1. Biaya operasional selama bulan pebruaiari 2011 Rp. 15.000.000
2. Pajak 10%
Hitunglah laba bersih UD. Usaha bersama selama pebruari 2011 dengan menggunakan metode PERPETUAL LIFO

SOAL 2 REMEDIAL AKUTANSI 2 ( 1EA07 )

Soal 2
Pabrik sepatu Larissana Selama bulan Maret 2011 mencatat persediaan biya produksi dll sbb :
1. Persediaan sepatu dan sandal dalam proses 1 maret Rp. 350.000.000
2. Persediaan kulit lem benang 1 maret dll Rp. 800.000.000
3. Pembelian kulit lm benang dll RP. 1.250.000.000
4. Pembelian lem benang dll 31 Maret Rp. 400.000.000
5. Gaji pengwas produksi Rp. 250.000.000
6. Depresiasi bangungan pabrik Rp. 10.000.000
7. Depresiasi mesin cetak dan prss Rp.17.500.000
8. Pemakaian bahan penolong Rp.35.000.000
9. Listrik dan air Rp.23.000.000
10. Asuransi pabrik Rp.10.000.000
11. Biaya macam2 Rp. 55.000.000
12. Persediaan sepatu dan sandal dalam proses 31 maret Rp.165.000.000
13. Persediaan barang jadi 1 maret Rp. 750.000.000
14. Persediaan barang jadi 31 maret Rp. 450..000.000


Bila diketahui penjualan selama bulan maret 2011 sebesar Rp. 3.750.000.000 biaya operasional sebesar Rp.385.000.000 dan biaya non operasional sebesar Rp. 185.000.000 serta pajak penghasilan 10% hitunglah laba bersih perusahaan Selama bulan maret 2011